Berita Pak Ahok - Seorang saksi mata di lokasi kejadian menceritakan bagaimana keadaan menjelang bom diledakkan di Terminal Kampung Melayu, yang menewaskan tiga orang. Saat itu, polisi sedang berada di lokasi.
"Sekitar setengah jam sebelum kejadian, ada pawai obor lewat sini (Jalan Otto Iskandar Dinata)," ucap Maruli Situmorang, seorang saksi mata di lokasi kejadian.
Maruli mengatakan saat itu ada sekitar 15 polisi yang berjaga di sekitar Halte Transjakarta Kampung Melayu. Mereka berkumpul di depan toilet, yang berada sekitar 10 meter di samping halte. Di depan toilet, sejumlah mikrolet dan motor diparkir.
"(Para polisi) ada yang duduk-duduk di mobil, ada pula yang duduk di motor," ujar Maruli yang berjualan kopi di dekat lokasi. Para polisi itu, kata dia, mulai nampak hadir di sana sejak pukul 18.30 WIB.
Sekitar pukul 20.50 WIB, menurut Maruli, ledakan pertama terdengar. Asap putih mengepul dari arah toilet halte. Ia menduga sumber ledakan berada di depan toilet persis, lokasi para polisi berkumpul.
Maruli mengatakan beberapa temannya mendekati lokasi dan mencoba membantu polisi yang terluka. Namun lima menit kemudian, bom kedua kembali meledak di lokasi yang sama. "Teman saya, Agung supir, ikut terluka di kakinya," ucap dia.
Akibat ledakan kedua itu, sejumlah polisi langsung berteriak untuk menjauhi lokasi. Karena itu pula, warga yang berada di sekitar lokasi pun ikut berhamburan. Apalagi saat itu kondisi di halte dan di sekitarnya sedang padat.
"Saya langsung minta istri saya untuk lari ke sana (arah Jalan Raya Jatinegara Timur). Dia bawa anak soalnya," ujar Maruli.
Dari keterangan Mabes Polri, aksi ini membuat tiga polisi terluka. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasista, para anggota polisi ini merupakan anggota Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya.
Polisi menyebut aksi bunuh diri ini diduga dilakukan oleh dua pelaku. Mereka disebut menggunakan bom panci.
(Berita Pak Ahok)
0 Response to "Saksi Mata Menceritakan Sesaat Sebelum Bom Terjadi Di Kampung Melayu..."
Post a Comment