Berita Pak Ahok - Nama Samsung di industri smartphone tentu sudah tak diragukan lagi. Namun, baru-baru ini dilaporkan jutaan pengguna smartphonenya rentan terhadap serangan malware.
Hal ini terjadi karena perusahaan Korea Selatan itu diduga mengacuhkan sebuah domain yang mulanya dipakai untuk memantau aplikasi yang dipasang di perangkat lawas. Demikian yang diungkapkan oleh peneliti keamanan.
Jika kamu memiliki smartphone versi lawas Samsung, kemungkinan kamu punya aplikasi stok yang dirancang untuk merekomendasikan aplikasi populer lainnya. Aplikasi tersebut bernama S Suggest yang terpasang di Android Samsung tipe lama. Rupanya perusahaan sudah menghentikan S Suggest sejak 2014 lalu.
Mengutip laporan Motherboard, Minggu baru-baru ini sebuah domain, yakni ssuggest.com yang dipakai untuk mengontrol aplikasi itu diabaikan hingga berakhir begitu saja.
Dengan mengabaikan domain tersebut, menurut Chief Technology Officer di Anubis Labs Joau Gouveia, Samsung secara terbuka memberikan akses pada siapapun yang bersedia mendaftarkannya ke dalam jutaan smartphone. Dengan begitu, aplikasi-aplikasi berbahaya yang penuh malware jahat bisa saja masuk ke smartphone Samsung.
Gouveia pun menyebut kalau dirinya sudah mengambil alih domain tersebut sejak Senin lalu.
Gouveia mengatakan, selama 24 jam, ia melihat 620 juta koneksi dari 2,1 juta perangkat. S Suggest, kata dia, memiliki sejumlah perizinan termasuk me-reboot smartphone pengguna serta memasang aplikasi dari jarak jauh.
"Siapapun yang punya niat buruk bisa saja mengambil alih domain tersebut dan melakukan berbagai hal buruk ke smartphone milik pengguna," jelas Gouveia pada Motherboard.
Pengguna Android harus waspada, sebab baru-baru ini dilaporkan lebih dari 800 aplikasi gratis Android di Google Play telah terjangkit malware bernama Xavier.
Mengutip laman Phone Arena, Xavier merupakan sebuah malware yang mengumpulkan berbagai informasi pengguna. Menurut ahli keamanan di Trend Micro, malware tersebut ter-install di banyak aplikasi Android termasuk aplikasi photo editor dan wallpaper. Yang paling mengejutkan, aplikasi-aplikasi yang terinfeksi malware Xavier sudah diunduh hingga berjuta kali.
Sebenarnya, malware Xavier merupakan sebuah penambang iklan, yakni sebuah elemen terintegrasi dalam aplikasi gratis yang memungkinkan iklan jadi sumber pendapatan bagi pengembang.
Bisa dibilang, Xavier merupakan sebuah adware. Dua tahun lalu, Xavier merupakan hal yang tak berbahaya. Namun, belakangan ini Xavier berevolusi menjadi perangkat lunak yang berbahaya dan lebih canggih.
Ahli keamanan Trend Micro mengatakan, Xavier kini bisa menghindari deteksi, mampu mengeksekusi kode dari jarak jauh, serta mencuri informasi pemilik perangkat. Dengan kata lain, malware ini cukup pintar menghindari pindaian antivirus.
Beberapa jenis data yang dapat dicuri malware ini di antaranya adalah alamat surel, jenis perangkat, model, serta versi OS yang dijalankan, lokasi, pabrik, operator SIM card, serta berbagai aplikasi yang dipasang dalam perangkat tersebut.
Pengguna smartphone yang dilaporkan paling banyak terinfeksi mawalre Xavier adalah mereka yang ada di negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia. Selain itu, sejumlah pengguna di Amerika Serikat dan Inggris disebut-sebut juga terjangkit malware ini.
Sebenarnya, tren malware yang ditanamkan di aplikasi gratisan memang terus meningkat sejak Google Play pertama kali dilaporkan terserang malware. Sepanjang 2017, sudah ada dua kali laporan, yakni pada Maret saat lebih 100 aplikasi di Google Play terinfeksi malware yang ada di Windows. Kemudian, bulan Mei, 36 juta perangkat Android terkena malware Judy.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika pengguna menerapkan langkah perlindungan smartphone mereka. Caranya mudah, yakni selalu mengunduh aplikasi dari pengembang terpercaya di Google Play, selalu membaca review sebelum memasang aplikasi, serta jangan lupa untuk memperbarui aplikasi dan perangkat.
(Berita Pak Ahok)
0 Response to "Jutaan Smartphone Terjangkit Virus Dan Lebih Dari 800 Aplikasi Populer Terinfeksi Virus Berbahaya"
Post a Comment