Tank Merkava Israel |
Dewasa ini, kendaraan ramah lingkungan berbahan baku hibrida mesin pembakaran dan baterai sedang naik daun di kalangan masyarakat sipil. Toyota Prius merupakan salah satu pionir kendaraan berbahan bakar hibrida yang digemari tidak hanya karena mendukung gaya hidup hijau, tetapi juga hemat biaya dan jauh jarak jangkaunya.
Diam-diam, tren yang sama pun juga tengah dikembangkan oleh perusahaan kontraktor militer di seluruh dunia. Selain keunggulan yang sudah disebutkan di atas, baterai sebagai sumber tenaga tidak mengeluarkan emisi berupa asap atau suara pembakaran. Yang dihasilkan hanya panas, itupun bisa ditangani dengan desain peredam panas yang baik. Salah satu negara yang saat ini mengembangkan alutsista bertenaga baterai adalah Israel.
Israel memang terkenal dengan kerakusannya dalam mengembangkan pemukiman Yahudi dan menyingkirkan penduduk Palestina dari Tepi Barat dan juga berkali-kali melakukan serangan militer ke Gaza. Namun di sisi lain, Israel juga masih menjadi salah satu acuan dalam hal pengembangan teknologi senjata. Banyak sistem senjata revolusioner yang lahir dari tangan dingin dan pengalaman negara ini yang senantiasa siaga militernya.
Adalah perusahaan Epsilor-Electric Fuel yang bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan Israel untuk mengembangkan baterai atau aki kering sesuai dengan ukuran standar NATO. Yang berbeda, Epsilor berupaya untuk menciptakan baterai densitas tinggi yang kapasitasnya berkali-kali lipat aki biasa. Dengan mengembangkan baterai baru dengan ukuran standar, maka hasilnya bisa langsung dicangkokkan ke kendaraan eksisting tanpa perlu membuat dudukan baru pada kendaraan pengguna.
Israel memprioritaskan agar baterai baru tersebut dapat digunakan oleh versi modernisasi dari MBT (Main Battle Tank) Merkava IV. Israel memang mengandalkan Merkava IV untuk melakukan patroli malam dari ketinggian (overwatch mission). Merkava IV yang dilengkapi dengan kamera termal dan NVG (Night Vision Goggles) dapat mengawasi titik-titik mencurigakan yang sering dilintasi oleh lawannya di dalam sunyi dan gelapnya malam.
Apabila Epsilor dapat menyediakan baterai baru dengan kapasitas tiga kali lipat baterai biasa, maka Merkava IV dapat menjalankan misi pengawasan yang rutin dikenal sebagai Silent Watch tersebut secara kontinyu, mencapai 12 jam atau dari sore hingga matahari terbit tanpa sekalipun perlu menyalakan mesin utama. Adalah penting untuk menjaga kesenyapan sepanjang malam, karena lawan bisa jadi memiliki rudal anti tank yang sanggup membabat MBT sekalipun.
Misi Silent Watch tersebut nantinya dapat dilakukan dengan benar-benar senyap, karena putaran kubah utama atau sistem remote senjata dapat ditenagai oleh baterai baru ini, sehingga suara khas mesin diesel tidak akan terdengar dari kejauhan. Posisi tank pun sukar ditebak dan awaknya punya kesempatan untuk melihat sasarannya lebih dulu sebelum ketahuan.
Dalam kondisi saat ini, satu tank Merkava IV menggunakan sistem aki basah sebanyak 8 sampai 10 sel, yang hanya kuat mentenagai putaran kubah, radio, dan sistem pendingin selama empat sampai lima jam. Daya tahannya bisa melorot lagi kalau pasukan infantri yang berpatroli numpang mengisi tenaga radio atau GPS yang mereka gunakan. Kalau mesin tak buru-buru dinyalakan saat baterai sudah hampir habis, alamat siap-siap mencari jumper kalau tank mogok.
Nah, Epsilor menjanjikan bahwa baterai mereka punya daya cadangan yang tak akan terpakai sampai benar-benar habis. Sistem manajemen daya berbasis perangkat lunak akan memperingatkan awak tank bahwa baterai sudah mendekati habis sehingga awak tidak perlu menebak-nebak kapan mereka harus menyalakan mesin.
Saat ini fase pengembangan baterai sudah mencapai tahap pembuatan purwarupa. Epsilor akan menyerahkan baterai barunya kepada Otoritas Pengembangan Tank, yang bertanggungjawab atas pengembangan teknologi lapis baja Israel. Seperti apa wujudnya Merkava IV modernisasi dengan sumber tenaga baterai, ya tinggal kita tunggu saja buktinya. (Aryo Nugroho)
0 Response to "Israel Kembangkan Tank Tempur Bertenaga Baterai"
Post a Comment