Kockums A26, Jagoan Kapal Selam Swedia yang Ditawarkan ke Indonesia dalam Tiga Rasa

Ilustrasi 

Setelah jagoannya Gripen tak diminati Indonesia karena TNI AU memutuskan Su-35 Flanker-E sebagai pengganti F-5E/F Tiger II, SAAB masih belum menyerah. Fokus pun berganti, dari jet tempur ke kapal selam. Maklum, peluang masih terbuka lebar sehubungan dengan kebutuhan total 12 kapal selam untuk TNI AL yang digariskan dalam pembangunan kekuatan minimum atau MEF (Minimum Essential Forces).
Tiga kapal selam pertama sudah dibeli dari DSME, jadi tinggal sembilan kapal selam yang akan diperebutkan berbagai galangan internasional. Perancis menawarkan Scorpene, Turki menawarkan U214 yang dibangun lisensi dari Jerman, dan Swedia datang dengan kapal selam A26, yang minggu ini dipresentasikan di hadapan khalayak dalam undangan seminar terbatas di BPPT.
Kapal selam diesel-elektrik A26 sendiri dibuat oleh galangan kapal Kockums yang dibeli oleh SAAB. A26 mewakili desain baru kapal selam Swedia, setelah kapal selam kelas sebelumnya, Gotland, diputuskan akan dipensiunkan oleh AL Swedia.
A26 sendiri didesain sesuai dengan permintaan AL Swedia, yang mencakup begitu banyak peran mulai dari pengamanan alur laut, deteksi dan penghancuran blokade dan ranjau laut, operasi intelijen dan dukungan pasukan khusus, pengintaian di garis belakang lawan, menabur ranjau, dan tentu saja peperangan bawah air melawan kapal selam lain dan permukaan melawan kapal perang.
Harga per unit kapal selam Swedia ini, jika mengacu pada kontrak dari Pemerintah Swedia, mencapai US$500 juta, lebih mahal dari kelas Chang Bo Go yang dibeli dari DSME seharga US$350 juta sebuahnya untuk TNI AL.
Kenapa bisa lebih mahal? Karena A26 memang lebih besar ukurannya, dengan panjang 62 meter dan sarat 6 meter. Tonasenya pun mencapai 1.800 ton, bandingkan dengan Chang Bo Go versi Indonesia, yang berbasis U209/1300 alias 1.300 ton. Lebih kecil bukan dibandingkan A26? A26 juga sudah menawarkan AIP alias Air Independent Propulsion berbasis Stirling Propulsion, yang memungkinkannya beroperasi senyap di bawah air dalam waktu lama.
A26, karena didesain dengan kemampuan operasi khusus, mampu mendekat ke garis pesisir pantai lalu 'mendarat' di dasar laut untuk memungkinkan pelepasan para penyelam dari unit pasukan khusus dan menunggu selama mereka melancarkan operasi di darat, lalu menjemputnya kembali dan kabur dengan segera.
Nah, untuk memenuhi kemungkinan permintaan dari pengguna, saat ini SAAB menawarkan A26 dalam tiga konfigurasi: Pelagic, Oceanic, dan Oceanic ER alias Extended Range.
Varian pertama, A26 Pelagic, memiliki ukuran paling pendek dengan tonase hanya 1.000 ton. A26 Pelagic didesain dengan kemampuan patroli 4.000 mil laut pada kecepatan 10 knot, atau 20 hari patroli dan dioperasikan 17 sampai 25 awak tergantung konfigurasi. A26 Pelagic cocok untuk patroli pesisir dan mampu berlabuh di dermaga berukuran sedang yang mampu mendukung kapal komersial.
Varian kedua, A26 Oceanic, adalah A26 standar yang saat ini sedang dibuat berdasar pesanan AL Swedia. Jarak jangkaunya bisa mencapai 6.500 mil laut dengan kecepatan 10 knot serta bisa berpatroli selama 30 hari penuh. Awak yang mengoperasikannya adalah sebanyak 17 sampai 35 orang kelasi dan perwira.
Varian terakhir adalah A26 Oceanic ER, yang paling panjang karena memiliki sistem peluncur vertikal sebanyak tiga silinder, yang masing-masing berisi enam kompartemen untuk rudal jelajah BGM-109 Tomahawk. Tonasenya mencapai 3.000 ton, dengan panjang mencapai 80 meter serta kemampuan jangkau patroli sejauh 10.000 mil laut selama 50 hari. Awak yang mengoperasikan sebanyak 20 sampai 50 kelasi dan perwira.
TNI AL sendiri jelas berada dalam sasaran pasar yang ingin dijangkau oleh SAAB-Kockums. Dari tiga varian A26, versi Pelagic dan Oceanic nampaknya menarik untuk dijajaki, namun pasti terkendala tidak adanya kapal selam jadi yang bisa dipelajari, mengingat A26 pesanan AL Swedia sendiri belum mulai beroperasi. Sementara A26 Oceanic ER sudah pasti tidak akan dibeli oleh TNI AL, karena walaupun bisa meluncurkan rudal jelajah, kecil kemungkinannya Tomahawk akan dijual oleh empunya yaitu Amerika Serikat ke Indonesia. (Aryo Nugroho)

0 Response to "Kockums A26, Jagoan Kapal Selam Swedia yang Ditawarkan ke Indonesia dalam Tiga Rasa"

Post a Comment