Senapan Serbu Nasional Myanmar |
Myanmar yang dikungkung oleh embargo tidak kehabisan akal dalam mengadakan senapan serbu untuk kebutuhan militernya. Bahkan yang namanya kemandirian industri pertahanan untuk senapan serbu sudah dikenal sejak tahun 1950an, ketika Myanmar dengan bantuan perusahaan Jerman bernama Fritz Werner mendirikan pabrik senjata di Rangoon bernama Myanmar Fritz Werner Industries Co., Ltd.
Pabrik senjata itu mampu memproduksi senapan tempur G3, yang saat itu laris manis digunakan oleh banyak negara, atas restu Jerman Barat sendiri. Jerman ketika itu berharap bahwa rezim yang demokratis tidak jatuh terseret arus pengaruh Blok Timur. Namun begitu junta militer berkuasa di tahun 1962, aktivitas Fritz Werner dalam mengekspor permesinan untuk membuat senjata tidak berhenti.
Jerman Barat baru memutuskan untuk menghentikan segenap upaya pembuatan senjata termasuk ijin ekspor mesin-mesin pembuat senjata dan peluru pada tahun 1989, setelah militer Myanmar (Tatmadaw) melakukan serangkaian aksi kekejian terhadap para demonstran pendukung demokrasi pada Agustus 1988. Kala itu, Tatmadaw menembaki para demonstran dengan senapan G3 dan memberangus demokrasi.
Tanpa dukungan dari Jerman Barat, Myanmar kemudian jalan sendiri untuk membuat senapan serbu nasional. Satu negara yang mau membantu Myanmar mengisi kekosongan yang ditinggalkan Jerman adalah Israel. Berkat dukungan para penasehat militer Israel yang mensupervisi, Myanmar bisa memiliki pabrik senjata baru yang memproduksi senapan serbu nasional yang bernama EMERK-3.
Kalau pembaca ada yang melihat foto atau liputan video mengenai operasi militer Myanmar di wilayah Rohingya dimana prajuritnya menenteng senapan serbu yang mirip Galil buatan Israel, itulah senapan serbu buatan dalam negeri Myanmar bernama EMERK-3.
EMERK-3 sendiri tak lain dan tak bukan adalah senapan serbu IMI Galil, yang dimodifikasi secara kosmetik untuk menyesuaikan dengan postur prajurit Asia. Galil sendiri adalah upaya pertama Israel untuk membuat senapan serbu sendiri, namun tidak populer karena prajuritnya lebih menyukai keluarga M16 dan Colt Commando yang kecil, kompak, dan ringan. Harus diakui, antara ukuran EMERK-3 dan postur prajurit pembawanya memang seperti tidak seimbang.
Galil sendiri didasarkan pada desain senapan serbu Rk.62 buatan Finlandia, yang kurang lebih sama seperti AK-47 yang legendaris. Dengan mekanisme gas-piston yang andal, senapan ini jarang macet dan andal untuk segala kondisi. Kelemahannya hanya bobot senapan yang berat kalau prajurit sudah terlanjur terbiasa dengan M16.
Namun bagi Myanmar, apapun jadilah. Maka Galil pun bersalin rupa menjadi EMERK-3, dengan variannya yaitu MA1, MA2, MA3, dan MA4. Varian dasar yaitu MA1 sama seperti Galil AR, tetapi desain Myanmar menggunakan handguard atau pegangan tangan dengan bahan plastik coklat dan berlubang-lubang. Selebihnya sama, termasuk dari peluru yang digunakan tetap kaliber 5,56x45mm NATO.
MA1 juga dilengkapi dengan popor pejal, bukan popor lipat. Popor pejal ini dilengkapi kompartemen untuk menyimpan minyak dan alat pembersih. Selain itu, MA1 juga disederhanakan dengan menghilangnya selektor pilihan penembakan yang dipasang di atas pistol grip. Untuk memilih moda penembakan, harus menurunkan tuas selektor di sisi kanan senapan, sama seperti AK-47.
Varian kedua yaitu MA2 merupakan varian senapan mesin ringan, dengan dilengkapi kaki-kaki terintegrasi yang menempel pada laras. Varian ini memiliki laras tebal (heavy barrel) dan panjang. Varian ini dilengkapi gagang pembawa untuk memindahkan senapan dengan cepat. Tiang pisir pada MA2 juga dimodifikasi dengan model drum ala Heckler & Koch untuk akuisisi sasaran dengan lebih cepat. Varian MA2 juga dilengkapi dengan magasen berkapasitas tinggi, yakni 40 butir peluru dibandingkan varian lain dengan magasen standar kapasitas 30 butir peluru.
Varian MA3 sendiri merupakan varian laras pendek atau karabin, setara dengan Galil SAR. MA3 dilengkapi dengan popor lipat yang desainnya sama dengan milik Galil. Anehnya, selektor senjata di sisi kiri yang ada di atas pistol grip justru muncul pada varian MA3 ini. Untuk furnitur, MA3 sendiri dijumpai dengan warna hitam legam, termasuk pada bagian plastik seperti pegangan tangan dan pistol grip.
Varian ini juga bisa dilengkapi dengan pelontar granat 40mm BA203 yang meniru bentuk pelontar granat M203. Saat dipasangi BA203, disiapkan pegangan tangan berdesain khusus dengan alat bidik leaf sight terintegrasi di atasnya. Sementara varian terakhir dari EMERK-3 adalah MA-4, yaitu varian dari MA1 yang dipasangi dengan pelontar granat BA203.
EMERK-3 sendiri sebenarnya hanya salah satu dari beberapa senapan serbu yang ada di dalam Tatmadaw. Selain EMERK-3, ada lagi EMERK K1 yang desainnya mengadopsi dari senapan serbu bullpup QBZ-97. Konon, Myanmar memproduksi EMERK K1 tanpa seijin empunya desain hanya berdasarkan sejumlah sampel yang sempat diterimanya dari Tiongkok selaku produsen QBZ-97. (Aryo Nugroho)
0 Response to "EMERK-3, Senapan Serbu Nasional Myanmar yang Lahir atas Bantuan Israel"
Post a Comment